03 July 2009

.::MeTaFoRa::.

Sekerat akar mampu kuhulur padamu
Di saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
Katamu kau tak bisa berenang ke sana..

Engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
Sewaktu kita melewati sebidang tanah perkebunan
PERSAHABATAN..

Tersasar aku di dalam mentafsir
Aksara jujur dan ketelusan
Yang terpamer di wajahmu
Terlalu naif untuk kufahami
Metafora puisi dusta dan personafikasi..

Sukarnya untuk aku membuktikan
Kebenaran yang berpihak padaku
Kerna peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyuman
Ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik matamu ada pedang tajam yang merejam..

Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajak aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
Masih bisakah kutemui sekuntum melati mewangi
Yang tidak berduri..

Sedarlah..
Dengarlah metafora puisi dusta..
Hilanglah persahabatan..